Di tengah-tengah suasana pendidikan yang terus bergerak dinamis, –terutama dipicu oleh tuntutan dan tantangan kehidupan global yang amat kompleks,- maka mau tidak mau pendidikan harus dikelola (di-manage) sejalan dengan tuntutan perubahan yang ada, baik pada level makro, messo maupun mikro.
Pada level manapun, saat ini pendidikan tampaknya tidak mungkin lagi dikelola secara konvensional, dengan hanya mengandalkan pada cara-cara yang biasa, sebisa-bisa sesuai kebiasaan, tetapi harus dikelola secara adaptif, kreatif dan inovatif agar tidak punah termakan oleh tuntutan dan tantangan jaman.
Untuk itulah, Spanbauer (Uhar Suharsaputra, 2015) menegaskan tentang pentingnya upaya mengembangkan paradigma baru dalam manajemen pendidikan, menggantikan paradigma lama yang dianggap usang. Adapun kunci perbedaaan antara manajemen pendidikan paradigma lama dengan paradigma baru dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Paradigma Lama
|
Paradigma Baru
|
Struktur organisasi hierarkis dan berlapis.
|
Struktur organisasi bersifat horizontal.
|
Fokus pada manajemen dan kontrol atas pegawai, sistem dan pelaksanaan kerja.
|
Fokus pada keterampilan kepemimpinan, seperti: pemberdayaan, keterlibatan dan memampukan.
|
Sebagian besar keputusan dibuat tanpa masukan dari pegawai.
|
Manajer/pimpinan aktif mempromosikan kerja tim dan pemecahan masalah dalam unit kerjanya.
|
Rencana dan anggaran dikembangkan/ disusun oleh beberapa orang pada level puncak.
|
Individu di setiap tingkat organisasi terlibat dalam proses perencanaan dan dilakukan survei untuk mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas.
|
Rencana dikembangkan dan dibagikan pada staff (top-down).
|
Rencana operasional departemen terkait/ tak terpisahkan dari penganggaran sumber daya.
|
Sumber:
Uhar Suharsaputra. 2015. Manajemen Pendidikan Perguruan Tinggi: Strategi Menghadapi Perubahan. Bandung: Refika Aditama.
Refleksi:
Apakah di sekolah Anda sudah menerapkan manajemen pendidikan dalam Paradigma Baru?