Merintis Supervisi Akademik Model Cooperative Development di SMA Negeri 3 Kuningan

Supervisi Model Cooperative Professional Development adalah sebuah model supervisi yang difasilitasi oleh kepala sekolah ….

Merintis Supervisi Akademik Model Cooperative Development di SMA Negeri 3 Kuningan

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.  Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, tetapi lebih mengedepankan usaha untuk membantu guru dalam mengembangkan  profesionalismenya.

Glatthorm (1987) mengemukakan bahwa  kegiatan pengembangan profesi guru dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: (1) pengembangan intensif (intensive development), (2) pengembangan kooperatif (cooperative development), dan (3) pengembangan mandiri (self directed development).

Memperhatikan pendapat kedua ahli tersebut, maka penting bagi kepala sekolah untuk mampu mengembangkan berbagai pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan sesuai. Salah satu yang dapat dipertimbangkan sebagai alternatif dalam membantu pengembangan profesionalisme guru yaitu dengan menerapkan Supervisi Akademik  Model Cooperative Professional Development.

Supervisi Model Cooperative Professional Development adalah sebuah model supervisi yang difasilitasi oleh kepala sekolah melalui proses yang diformulasikan secara moderat oleh dua orang  guru atau lebih yang setuju bekerjasama untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesionalnya. Biasanya dilakukan melalui kegiatan saling mengadakan observasi kelas, saling memberikan umpan balik, dan menguasai tentang masalah-masalah kesupervisian.

Supervisi Model Cooperative Professional Development bersifat nonhierarkis yang dapat dibedakan dengan supervisi konvensional. Dalam menerapkan model Supervisi ini  hendaknya  dapat menyediakan setting dimana guru secara informal dapat membicarakan persoalan-persoalan yang mereka hadapi, saling menukar gagasan, saling membantu dalam mempersiapkan pembelajaran, petukaran berbagai petunjuk dan saling memberi dukungan. Kepala Sekolah memilih sendiri bentuk kerjasama pengembangan profesi, sesuai dengan karakter dan budaya sekolah setempat.

Pada bagian lain, Glatthorm (1987) menyebutkan bahwa: ”Cooperative Professional Development is a process by which teams of teachers work together for their own professional development”. Pada bagian lain, dikemukakan pula 5 (lima)  tipe Cooperative Professional Development, yaitu:  (1) Professional Dialogue; (2) Curriculum Development; (3) Peer Supervision; (4) Peer Coaching; dan  (5) Action Research

  1. Professional Dialogue  yaitu kegiatan pengembangan profesi dimana guru-guru yang tergabung dalam kelompok kecil (small group) secara berkala melakukan diskusi terbimbing, dengan tujuan memfasilitasi para guru merefleksi  pembelajaran yang telah dilakukannya, membantu guru agar lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
  2. Curriculum Development  yaitu usaha yang dilakukan beberapa guru untuk memodifikasi dan mengadaptasi kurikulum yang berlaku agar lebih mudah  diterapkan (aplicable) dan dilaksanakan (practicable). Mereka berdikusi seputar upaya pengembangan kurkulum, misalnya: tentang penyusunan RPP, penerapan metode pembelajaran kontemporer dan mutakhir, pengembangan bahan ajar, dan pemilihan sistem penilaiaan yang paling sesuai.
  3. Peer Supervision  adalah sebuah proses  dimana para guru membentuk tim kecil (small team) memanfaatkan komponen-komponen esensial dari supervisi klinis  untuk kepentingan pertumbuhan profesionalismenya. Proses ini berbasis data hasil observasi di kelas. Setiap anggota (participant) mengidentikasi perilaku guru dan siswa di kelas dengan fokus pada hasil belajar siswa. Proses obsevasi dan post-conference berlangsung secara siklik  dan bersifat rahasia.
  4. Peer Coaching pada dasarnya mirip dengan proses  peer supervision, adanya observasi sejawat dan post-conference,  tetapi lebih menekankan pengembangan staff, dimana guru belajar tentang dasar-dasar teoritis  suatu  keterampilan mengajar tertentu, dan pengamatan terfokus pada keterampilan yang sedang dipelajarinya dan mendapatkan umpan balik dari apa yang telah dipraktikannya.
  5. Action Research atau Penelitian Tindakan adalah suatu usaha kolaboratif  dari tim guru untuk mengidentifikasi masalah-masalah penting dan mencari solusi untuk memperbaiki praktik pembelajaran.

Jane Stella menyebutkan beberapa manfaat dan pentingnya penerapan Supervisi Akademik Model Cooperative Development : (1) Provides opportunities for shared reflection and learning not otherwise available to practitioners; (2) Draws on the wisdom and skills of many; (3) Enables the opportunity for greater understanding of what others are doing; (4) Enables greater access to support and challenge; (5) Enables normalising experience for practitioners; (6) Provides opportunities to develop strengths-based skills and facilitation skills;  dan (7) Enables team building.

Glatthorm mengingatkan bahwa program Supervisi Model Cooperative Professional Development dapat berjalan sukses, apabila:

  1. Adanya kepemimpinan yang kuat (strong leadership) pada  tingkat kabupaten (dinas pendidikan) untuk mengkoordinasikan dan memonitor pelaksanaan program.
  2. Adanya kepemimpinan yang kuat (strong leadership) pada tingkat sekolah (kepala sekolah) untuk mengembangkan norma-norma kolegialitas,  menentukan tipe kooperasi dan kolaborasi yang akan diterapkan, dan pemberian penghargaan (reward) atas usaha kooperasi dan kolaborasi guru.
  3. Adanya iklim keterbukaan dan kepercayaan (trust) antara kepala sekolah dengan guru.
  4. Program Cooperative Professional Development harus dipisahkan dari proses evaluasi kinerja guru. Seluruh data Program Cooperative Professional Development bersifat rahasia yang harus dijaga oleh seluruh partisipan.
  5. Program Cooperative Professional Development memiliki fokus yang jelas dan menggunakan bahasa yang sama (a shared language) tentang pembelajaran.
  6. Dinas pendidikan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan  untuk memprakarsai dan keberlangsungan Program Cooperative Professional Development.
  7.  Sekolah melakukan perubahan struktur yang dibutuhkan untuk mendukung Program Cooperative Professional Development, seperti: penyediaan ruangan untuk kegiatan Cooperative Professional Development,  perubahan jadwal mengajar, prosedur penugasan, dan sebagainya.

=================

Sumber:

Allan. A. Glatthorn. 1987. Cooperative Professional Development. Greenvile:  Association for Supervision and Curriculum Development.

Deborah Boswell. 2005. Trainer’s Manual: Counseling Supervision and Training: Family Health International.

Hi Abd. Kadim  Masaong. 2010.  Supervisi Pendidikan: untuk Pendidikan yang Lebih Baik. Bandung: MQS Publishing

Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepandidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel. 2003. Educational Administration: Theory, Research and Practice, Singapore : McGrawHill.

===============

Dalam upaya memelihara dan mengembangkan profesionalisme guru di lingkungan SMA Negeri 3 Kuningan – Kabupaten Kuningan, Rabu, 6 November 2013, Kepala SMA Negeri 3 Kuningan, Drs. H. Sudrajat, M.Pd., didampingi Pengawas Pembina dari Dinas Pendidikan, secara resmi telah mendeklarasikan penerapan Program Supervisi Akademik Model Cooperative DevelopmentDeklarasi program ini disampaikan dalam acara rapat koordinasi dengan para guru yang ditunjuk sebagai supervisor.

Upaya merintis inovasi model supervisi ini tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh SMA Negeri 3 Kuningan, sebagai salah satu SMA di Kabupaten Kuningan yang diberi kepercayaan pemerintah sebagai sekolah sasaran Implementasi Kurikulum  2013.  “Sebagai usaha rintisan, kita  akan terus berupaya melakukan perbaikan terus-menerus, guna mencari format yang paling sesuai dengan kondisi dan kultur sekolah”, demikian ungkap Kepala Sekolah yang gemar dengan tantangan perubahan ini.

Secara operasional, kegiatan pengembangan Program Supervisi Model  Cooperative Development ini di bawah koordinasi Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, yang dipegang oleh  Drs. Datam, M.Pd. dengan melibatkan 12 orang guru senior sebagai supervisor.

 =================

Penulis: AKHMAD SUDRAJAT

[Ayah dari dua orang puteri: Ditta Nisa Rofa dan Nourma Fitria Sabila]

11 tanggapan untuk “Merintis Supervisi Akademik Model Cooperative Development di SMA Negeri 3 Kuningan”

Komentar ditutup.