Cerita di Balik Uji Kompetensi Guru

Kewajiban mengikuti Uji Kompetensi Guru, bagi saya terus terang menjadi beban mental tersendiri, mengingat sudah hampir lebih dari 10 tahun saya tidak …

Uji Kompetensi Guru (UKG) adalah  kebijakan Kemendikbud dalam rangka pemetaaan penguasaan kompetensi guru (kompetensi pedagogik dan profesional) yang akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan profesi guru  dan sebagai entry point  serta alat kontrol penilaian kinerja guru.

Uji Kompetensi Guru (UKG) dilaksanakan secara bertahap dan wajib diikuti oleh semua guru dalam jabatan,  baik guru PNS maupun bukan PNS, termasuk pengawas sekolah. Walaupun dalam pelaksanaan tugas, seorang pengawas sekolah sesungguhnya sangat berbeda dengan guru, tetapi karena secara yuridis formal pengawas sekolah dikategorikan sebagai jabatan guru, maka mau tidak mau pengawas sekolah pun diwajibkan untuk mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) dan Uji Kompetensi Kepengawasan.

Kewajiban mengikuti Uji Kompetensi Guru, bagi saya terus terang menjadi beban mental tersendiri, mengingat sudah hampir lebih dari 10 tahun saya tidak lagi melaksanakan tugas-tugas pelayanan Bimbingan dan Konseling sebagai bidang keahlian saya. Di sisi lain, meski hasil UKG ini hanya untuk kepentingan pemetaan, tetapi secara langsung ataupun tidak langsung hasilnya akan disandingkan dan dibandingkan dengan teman-teman Guru BK/Konselor, yang notabene sebagai mitra binaan saya.

Merujuk pada penugasan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuningan, saya diwajibkan mengikuti Uji Kompetensi Guru Tahap III, pada hari Senin, 06 November 2012,  bertempat di SMA Negeri 1 Kuningan, bersama beberapa teman pengawas sekolah dan para guru lainnya dari berbagai jenjang dan keahlian. Sesuai dengan jadwal  yang telah ditentukan, saya pun datang ke Tempat Uji Kompetensi.  Sebelum ujian dimulai, saya sempat berkomunikasi dengan petugas operator komputer setempat dan pengawas ruangan dari LPMP, terkait dengan adanya informasi bahwa  saya akan diuji dalam kapasitas sebagai Pengawas Mata Pelajaran Matematika. Saya katakan kepada beliau, jika benar nanti dalam layar monitor yang muncul adalah soal-soal matematika, maka dengan segala hormat, saya akan mengundurkan diri. Petugas pun tampaknya sangat maklum atas sikap saya tersebut.

Singkat cerita, waktu pengujian pun tiba dan petugas mempersilahkan peserta untuk LOGIN ke aplikasi pengujian yang sudah disiapkan. Selanjutnya, saya mengisi form registrasi dengan memasukkan data yang sesuai dengan keadaan saya, tetapi anehnya setelah di akhir pengisian registrasi, muncul konfirmasi bahwa keahlian saya tidak sesuai, sehingga tidak bisa masuk ke tahap berikutnya, yaitu pengisian soal-soal. Saya berusaha memeriksa ulang dan memastikan kebenaran pengisian registrasi, namun hasilnya tetap muncul penolakan dari sistem. Akhirnya, saya pun meminta bantuan petugas untuk mengatasi kesulitan saya dalam proses registrasi ini. Setelah petugas operator mengotak-atik form registrasi dengan mengisi data yang justru tidak sesuai dengan keadaan diri saya, akhirnya soal ujian pun muncul di layar monitor, yang sesuai dengan keahlian saya, yakni BIMBINGAN DAN KONSELING.

Sepintas saya mengamati tampilan menu yang tersedia dalam aplikasi, dan tampak tidak ada yang harus dirisaukan. Selanjutnya, saya berusaha menjawab satu per satu soal-soal yang disediakan secara berurutan, sambil menandai soal-soal yang  dianggap  masih membingungkan, dalam kertas yang telah saya sediakan, dengan harapan dapat di-review setelah selesai mengerjakan seluruh soal. Perlu Anda ketahui, opsi jawaban yang disediakan memang memiliki daya pengecoh (distractor) yang lumayan tinggi, jika tidak cermat membaca soal dan membandingkan pilihan jawaban, sangat mungkin kita akan terkecoh dan keliru  dalam memilih opsi jawaban. Boleh jadi, distractor inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab jatuhnya hasil UKG tahap I, bulan Juli 2012 lalu, yang hanya memperoleh rata-rata nasional sebesar 43,66.

Waktu terus bergulir, hingga separuh dari waktu yang disediakan (sekitar 1 jam lebih), saya sudah tiba di nomor soal terakhir (jumlah soal 100). Selanjutnya, dengan menggunakan navigasi backspace, saya berusaha memeriksa kembali satu per satu jawaban yang telah saya pilih, terutama untuk mengejar nomor-nomor soal yang telah ditandai sebelumnya. Di antara soal-soal yang sulit itu, saya  sudah menemukan titik terang, karena dalam perjalanan menuju soal terakhir saya dapat menemukan jawaban pembanding pada soal lain yang bisa memberikan kepastian kepada saya untuk memilih jawaban yang lebih tepat.

Namun sungguh sangat menyesal, baru saja beberapa soal yang ditelaah, tiba-tiba terjadi “autosave” yang cukup lama kemudian muncul konfirmasi “autosave fail”. Yang lebih mengejutkan dan membuat saya panik, ketika melihat tampilan di layar monitor kembali ke posisi LOGIN.

Meski saya sudah cukup terbiasa berhadapan dengan komputer, tetapi saya tidak memahami secara keseluruhan tentang karakteristik dan cara kerja sistem aplikasi ujian online ini. Untuk kedua kalinya, saya harus meminta bantuan petugas operator untuk mengatasi  kejadian error ini. Menurut dia, katanya telah terjadi PUTUS KONEKSI dengan server, dan data hasil ujian saya pun belum teerekam di server lokal.

Selanjutnya, sang petugas operator pun mempersilahkan saya untuk pindah tempat duduk dan membantu saya untuk melakukan login ulang.  Setelah berhasil login ulang, sambil menatap ke layar monitor sejenak saya terdiam dan merenung. Dalam batin saya terjadi konflik yang hebat antara melanjutkan kembali untuk mengisi soal-soal yang sudah menemukan titik terang (waktu masih tersedia sekitar 40 menitan) ataukah saya harus mengakhiri ujian dengan meng-klik menu  ikon  “tangan” yang ada dalam toolbar. Atas saran teman saya dan dengan pertimbangan tidak ingin mengambil resiko PUTUS KONEKSI lagi, yang dapat berujung tidak tersimpannya data hasil ujian saya, maka akhirnya dengan berat hati saya memutuskan untuk mengakhiri proses pengerjaan soal dengan meng-klik ikon “tangan”, kemudian muncullah hasil ujian saya, seperti tampak dalam tautan ini : Hasil Uji Kompetensi Guru

Dengan hasil seperti ini, dalam hati saya sempat bergumam dan beranda-andai:” Andaikan saya lebih prepare…  Andaikan saya cukup tenang ketika menghadapi PUTUS KONEKSI… Andaikan saya lebih cermat …… dan aneka andai lainnya”. Tapi sudahlah… apa pun hasilnya saya harus tetap bersyukur dan semua ini menunjukkan bahwa saya harus belajar dan belajar lagi.

==========

Bagi Anda yang ingin men-download Pedoman UKG 2012, silahkan klik tautan di bawah ini:

Penulis: AKHMAD SUDRAJAT

[Ayah dari dua orang puteri: Ditta Nisa Rofa dan Nourma Fitria Sabila]

22 tanggapan untuk “Cerita di Balik Uji Kompetensi Guru”

  1. UKG pertama saya di batalkan, karena banyak yg nggak connect, lantas di lanjutkan Sabtu 10 Nopember lalu.Dengan susah payah karena bahasa soal yg membingungkan akhirnya saya dapat nilai 65.Yang sangat membuat kesal seharusnya saya bisa dapat nilai lebih dari itu.Tapi saya sempat komplin ke operator karena selama setengah jam “guru” yang di sebelah saya sangat tidak tau malu dan mengganggu konsentrasi saya, bertelepon dengan temannya, membaca soal dan meminta jawaban dengan suara yang kuat.Saya berfikir, begitu sia-sia nya UKG ini, karena banyak juga yang bawa buku contekan, masya Allah.

Komentar ditutup.