Kompetensi Guru pada Sekolah Standar Nasional

Kompetensi Guru pada Sekolah Standar Nasional: Salah satu implikasi yang menentukan keberhasilan program SKM/SSN ialah adanya guru-guru yang memiliki karakteristik …

Oleh: Depdiknas

Salah satu implikasi yang menentukan keberhasilan program SKM/SSN ialah adanya guru-guru yang memiliki karakteristik dan keterampilan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa guru perlu memiliki seperangkat keterampilan dan kompetensi agar dapat mengajar secara efektif, yaitu (1) Pengetahuan tentang watak dan kebutuhan siswa berbakat, (2) Keterampilan menggunakan teks dan tes, (3) Keterampilan menggunakan dinamika kelompok, (4) Keterampilan dalam bimbingan dan konseling, (5) Keterampilan dalam pengembangan pemikiran kreatif, (6) Keterampilan menggunakan strategi seperti simulasi, (7) Keterampilan memberikan kesempatan belajar pada semua tingkat kognitif (mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi), (8) Keterampilan dalam menghubungkan dimensi kognitif dan afektif, (9) Pengetahuan tentang perkembangan baru dari pendidikan, (10) memiliki pengetahuan tentang riset mutakhir mengenai perkembangan siswa (Munandar, 2001).

Karakteristik Guru untuk program SKM/SSN meliputi : (1) karakteristik filosofi; karakteristik filosofi menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran, (2) Karakteristik Kompetensi; kompetensi profesional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa, keterampilan bimbingan dan penyuluhan, dan pemahaman psikologis siswa. (3) Karakteristik Pribadi; meliputi motivasi, kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat luas dan keluwesan (Latifah, 2004).

Sumber:

Depdiknas.2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah Standar Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

========

Penulis: AKHMAD SUDRAJAT

[Ayah dari dua orang puteri: Ditta Nisa Rofa dan Nourma Fitria Sabila]

2 tanggapan untuk “Kompetensi Guru pada Sekolah Standar Nasional”

  1. Kompetensi guru pada SSN, perlu didiskusikan. Mengapa? Semua guru yang mengadjar pada SSN belum tentu memiliki kompetensi seperti dikemukakan pada tulisan di atas. Dan sekolah yang masuk dalam SSN itu perlu dipertanyakan, karena menuju ke SSN itu lebih terfokus pada tumpukan, bukti administrasi saja. Tumpukan administrasi yang dipersyaratkan menjadi SSN belum tentu mengandung kebenaran (maaf).Kita lebih melihat pada bukti administrasi dan kurang memperhatikan komponen lain seperti kompetensi guru pada SSN.

    Kalau guru pada SSN memiliki kompetensi seperti tersebut, hendaknya pada waktu menetapkan sebuah sekolah menjadi SSN, guru-guru yang mengajar pada sekolah tersebut perlu dites kompetensinya. Dengan hasil tes ini akan ketahuan guru yang memiliki kompetensi dan yang tidak. Bagi yang tidak seyogyanya ditempatkan pada pos lain. Dan ingin meningkatkan mutu pendidikan, guru-guru dari sekolah lain yang memiliki komptensi persyaratan pada SSN mendapat kesempatan untuk mengajar pada SSN. Selanjutnya secara berkala guru-guru pada SSN dites untuk mengetahui kualaitasnya apakah ada kemajuan atau tidak. Ini hanya suatu pemikiran lepas. Pemikiran lepas ini mungkin dapat dijadikan bahan diskusi bukannya untuk mencari benar dan salah, tapi hanya memperoleh suatu wawasan berpikir lebih luas. Wawasan berpikir luas ini juga merupakan salah satu komponen komptensi guru.

    Untuk menjadi bahan tolok ukur keberhasilan SSN yaitu pada UAN. Kriteria kelulusan SSN seyogyanya sedikit lebih tinggi dari sekolah pinggiran alias sekolah belum tergolongan dalam SSN. Dengan standar yang tinggi akan mencjadi cermin bagi sekolah lain yang mempersiapkan sekolahnya menjadi SSN. Kembali lagi bahwa penetapan standar kelulusan adalah urusan pusat, kita di lapangan hanya menjalankan dan yang bisa kita lakukan adalah berdiskusi dan saling membagi pengalaman, bukankah demikian? Bagi rekan-rekan guru yang mengajar pada SSN seyogyakan memberikan sesuatu tetesan ilmu kepada rekan-rekan guru pada sekolah pinggiran. Guru-guru pada SSN juga memiliki pengetahuan tentang riset sehingga dapat membantu rekan-rekan guru lain yang ingin menulis, mengadakan penelitian di dunia pendidikan. Karena selama ini, sebagian besar guru menyangkut masalah tulis menulis adalah suatu beban berat sekali, padahal setiap saat menghimnbau peserta didik untuk terus membaca dan menulis, tapi gurunya tidak. Keengganan ini menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi penjahit-penjahit PTK. Rekan-rekan guru tidak menyadari bahwa tindakan mencari penjahit itu menurunkan citra,intelektual guru di publik. Kalau sudah demikian siapa yang mau mempercayai tingkat kualitas kita? Dengan demikian bisa timbul suatu anggapan bahwa kualitas pendidikan rendah karena kualitas gurunya rendah(maaf).Mohon pemikiran lepas ini mendapat tanggapan untuk didiskusikan lebih lanjut.Terima kalsih.

Komentar ditutup.