Suharto Meninggal!

Suharto Meninggal! : Berita wafatnya Soeharto, pada hari Minggu, 27 Januari 2008 telah menjadi pusat perhatian bangsa Indonesia, bahkan masyarakat internasional. …

Berita wafatnya Soeharto, pada hari Minggu, 27 Januari 2008 telah menjadi pusat perhatian bangsa Indonesia, bahkan masyarakat internasional. Televisi dan media massa lainnya banyak mempublikasikan tentang hal-hal berkaitan dengan wafatnya Presiden Kedua Republik ini, termasuk juga sejarah dan riwayat perjuangan hidupnya.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyertai perjalanan hidupnya, wafatnya penguasa orde baru ini tampaknya bisa dijadikan momentum yang baik bagi seluruh anak bangsa ini sebagai bahan pembelajaran.

Pembelajaran pertama, bahwa kita harus menyadari kekuasaan dan gaya kepemimpinan otoriter bukan hal yang tepat bagi bangsa ini. Meski pertumbuhan ekonomi pada masa kekuasaannya sangat signifikan, tetapi fundasi yang diletakkannya tidaklah cukup kokoh untuk menghadapi berbagai tantangan perubahan, baik yang bersumber dari internal maupun eksternal. Bangunan ekonomi yang dihasilkan dari pinjaman luar negeri menjadi luluh lantak hanya dalam hitungan hari saja dan anak-cucu kita harus menanggung beban untuk melunasinya.Kekuasaan otoriter memang sangat rentan dengan berbagai penyimpangan, seperti kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga saat ini belum bisa dibasmi tuntas, karena sudah sangat kuat mengakar, khususnya dalam jaringan birokrasi kita.

Pembelajaran kedua, meski sudah memasuki satu dasa warsa menghirup udara demokrasi, namun tampaknya masyarakat masih membutuhkan pembelajaran lebih banyak lagi tentang bagaimana sesungguhnya hidup berdemokrasi. Untuk bisa dan biasa hidup berdemokrasi memang tidak dapat dilakukan secara instan, namun membutuhkan kesabaran dan kesungguhan dari semua pihak. Dalam hal ini, pendidikan tentang demokrasi bagi seluruh anak negeri menjadi penting. Jika hal ini tidak dilakukan, maka masyarakat atau bangsa ini tetap saja tidak akan pernah tercerahkan dan alam tak sadarnya akan kembali merindukan bentuk kehidupan yang serba terkerangkeng, cenderung menyukai hidup untuk menjadi hamba ketimbang menjadi dirinya sendiri.

Kini Soeharto telah tiada, dan ketika semasa hidupnya dia seolah-olah menjadi sosok manusia yang tak dapat disentuh oleh hukum, entah karena budaya rikuh dari pada penegak hukum itu sendiri atau karena faktor lainnya sehingga kasus-kasus hukumnya menjadi terkatung-katung tanpa kepastian hingga akhir hayatnya. Penyelesaian kasus-kasus hukum tampaknya akan lebih berlangsung seru dihadapan di hadapan sang Khalik, dan disanalah keadilan yang sejati akan diperoleh, tentunya tanpa didampingi lagi para pengacara yang semasa hidupnya demikian gigih membelanya, melalui berbagai cara untuk menyelamatkannya dari berbagai jeratan hukum.

Bisakah kita semua belajar dari semua ini, sehingga kita bisa menatap dan menapaki kehidupan mendatang yang lebih baik lagi?

Penulis: AKHMAD SUDRAJAT

[Ayah dari dua orang puteri: Ditta Nisa Rofa dan Nourma Fitria Sabila]

4 tanggapan untuk “Suharto Meninggal!”

  1. sebenarnya sejarah seperti itu bisa kita jadikan contoh yang nantinya jangan sampai terulang. namun kasus soeharto dan kroni kroniny harus di usut sampai tuntas jangan hanya dengan setengah hati saja. jangan pikir mahasiswa saat ini hanya diam, tuli, ataupun buta

  2. kenappa c orang-orang padda nyalahin pak harto????

    aq walaupun dulu pas zaman’a pak harto masih keccil, karena aq lahir tahun 1990, aq bissa ngerasain koq kalo dulu tuh qt bahagia..

    smua’a murah-murah..

    aq jaddi bisa belli mainan mahal tiap hari..

    yah, walaupun ngga mahal-mahal amadh c..

    hehehe.. ^^

    pi semenjak kerusuhan ituwh, smua’a berubah!!

    huh nyebellin..!!!

    mahasiswa kata’a orang intelek??

    pi, koq mau c dibodohin camma orang pinter??

    b’arti mahasiswa boddoh dundz???

    ngapain mereka demo-demo segala??

    toh ternyata hasil’a malah bikin sussah mereka sendiri..

    trus yang padda mati, minta penghargaan segala lagi!!!

    mang jasa mereka appah??

    jasa pak harto tuh lebih banyak tau!!

    dibanding mahasiswa yang pada demo-demo..!!!

    gara-gara pak harto, bahasa indonesia hampir dijadiin bahasa internasional..

    appah ngga bangga tuh qt??

    trus perekonomian jugga cukup maju..

    pertanian berjalan baik..

    orang-orang mah cumma liadh dari sisi buruk’a ajjah c!!!!

    qlo orang ngelakuin kesalahan ajjah satu kali, uddah dianggep qlo dy tuh samma sekali ngga baik!!!!!

    mikir dundz jaddi orang!!!!

    appah kalian ini manusia suci tanpa dossa???

    trus kalian pikkir dundz..

    mau ngga kalau seandainya kalian dalam keadaan pak harto yang sakit-sakitan harus diadili?????

    pikir dan renungi yah, orang-orang yang ngerasa paling benner ngga punya dossa…!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  3. saya berpendapat setelah lengsernya soeharto,belum ada lagi kepala negara yang bisa meneruskan kesusesannya dalam memimpin bangsa ini menjadi negara yang begitu teratur dan berkembang..

  4. Pak Harto Adalah Pahlawan
    Dan Tetap jadi Idola

    Banyak kepala banyak Pemikiran
    Banyak Pengalaman banyak Pendapat
    Banyak Kejadian banyak Resiko
    Ada Perjuangan Ada Pengorbanan
    Memandang Persoalan (Kebijakan/Kejadian)Perlu Melihat Situasi dan Kondisi Sosial Politik dan Ekonomi serta Sistem yang ada saat Kebijakan dan atau Kejadian tersebut Diambil atau Terjadi.

    Itulah Kali kata Bijak Yang harus kita Pertimbangkan ketika kita memasuki persoalan Sebagaimana Persoalan Pak Harto yang saat ini menjadi fokus Perbincangan masyarakat Indonesia dan Dunia.

    Semua Perbuatan orang akan nampak Salah Bila Kita Memandang dari Sudut pandang dan pengalaman kita serta Kebenaran Kita, tanpa melihat kepentingan orang lain atau kepentingan yang lebih besar.

    Manusia tetap manusia yang tidak akan sempurna, tapi kita diberi akal dan pikiran untuk “Memilah dan Memilih” Keputusan mana yang lebih baik kita ambil demi Kepentingan yang “Lebih Besar”.

    Melindungi Suluruh Rakyat, Mencerdeskan Kehidupan bangsa dan ikut menjaga Ketertiban Dunia itulah tujuan Negara Ini di Bentuk, sehingga kesanalah kita perlu berpijak dengan segala tindakan kita.
    Dan Untuk itu Diamanatkan pada Pemerintah untuk Mengaturnya dan mengambil langkah kebijakan demi tercapainya Tujuan tersebut.

    Keputusan, Kebijakan memang tidak akan bisa memuaskan dan menguntungkan semua pihak secara sama, namun kebaikan atau keuntungan yang lebih besar itu yang harus menjadi pertimbangan kita dalam menilai sebuah “Kebijakan”

    Semoga Bangsa ini (Indonesia) Menjadi bangsa yang “Tetap Bisa Memilih dan Memilah” Mana yang seharusnya kita pilih dan mana yang tidak.

    Kita ambil Contoh : Kitika mahasiswa demo untuk memperjuangkan perubahan di negeri ini dengan gerakan “Reformasi” dan ada beberapa korban Mahasiswa meninggal, Banyak orang (terutama Mahasiswa dan keluarga Korban) menuntut untuk diangkat jadi “Pahlawan Reformasi” dan itupun dilakukan dengan berbagai umpatan cacian terhadap pemerintah dan rezim berkuasa sudahkah ini sepadan dengan darma baktinya dibanding dengan pak Harto???!!! yang dengan berbagai kekurangannya sebagai manusia telah mampu memimpin dan membangun negeri ini dan mendapat berbagai penghargaan internasional hingga nama Indonesia dikenal dimata Dunia???

    Mudah-Mudahan Bangsa ini kedepan menjadi Bangsa yang Obyektif dan selalu melihat sesuatu dari sudat pandang Saat, situasi dan Kondisi masalah tersebut Terjadi. Semoga Kepentingan yang lebih Besar selalu menjadi Acuan dalam memandang sesuatu masalah dan Kebijakan.

    Makna Demokrasi yang paling penting adalah : “Bisa Memahami dan Mengerti Kepentingan Orang lain dan menempatkan Kepentingan yang lebih Besar di atas kepentingan pribadi, golongan dan kelompok”
    “Demokrasi bukan Wacana dan apalagi Tujuan, tapi demokrasi Adalah sikap, dan jalan untuk mencapai Tujuan”

    :”Semuga bangsa ini segera sadar dari mimpi dan segera kembali pada “Jati Diri” Yakni, Bangsa yang mempunyai Sistem sosial dan Budaya Sendiri yang sebenarnya sangat-sangat cocok untuk Negeri ini, kalau kita mampu mengelolanya, Dan akan sangat berbahaya bila kita salah mengelola.

    “Selamat jalan Pak Harto” Semoga segala amal kebaikan diterima dan segala salah Diampuni. Sebagian besar bangsa ini mendoakanmu, dan akan tetap mengenangmu, amiiin.

Komentar ditutup.